Selasa, 03 Desember 2013

PEMBUATAN LARUTAN

 DASAR TEORI

Larutan adalah campuran serba sama antara komponen zat terlarut dan komponen pelarut. Hubungan kuantitatif antara zat terlarut dengan pelarut dalam suatu larutan disebut konsentrasi atau kepekaan. Kita kenal beberapa satuan konsentrasi yang umum antara lain :
a.       Persen
Persen adalah hubungan yang menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dalam setiap seratus bagian larutan. Satuan persen terdiri atas beberapa macam yaitu : Persen berat per volume (V/V)
b.      Molar
Molar atau molaritas adalah sistem konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat yang terkandung dalam satu liter larutan.
M = Mol/liter M = mmol/ml M = gr/Mr x 1000/ml
c.       Normal (N)
Normal atau normalitas adalah banyaknya eqivalen zat terlarut yang terkandung dalam setiap liter larutan.
N = grek/liter BE = BM/ev grek = gr/BE x 1/ltr
N = gr x ev/BM x vol
d.      Molal (m)
Molal atau molalitas adalah perbandingan antara jumlah zat terlarut dalam setiap kilogram pelarutnya.
m = mol zat terlarut/kg pelarut m = gr/BM x 1000/p
e.       Fraksi mol (X)
Fraksi mol merupakan perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol larutan.
X = mol zat terlarut/mol larutan X = n1/n1 + n2
f.       Part per million (ppm)
Parts per million (ppm) merupakan satuan konsentrasi yang sangat encer atau disebut juga bagian persejuta.
ppm = mol zat terlarut/106 mg air atau ppm = mol zat terlarut/liter larutan
(Buku ajar Kimia Dasar II, 2011).


Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak terpengaruh oleh tekanan, sedangkan kelarutan gas-gas akan bertambah, apabila tekanan diperbesar. Zat-zat kimia yang dipakai untuk membuat larutan harus memenuhi syarat, antara lain :
a.         Zat yang digunakan harus murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.
b.         Zat yang digunakan harus mempunyai berat ekuivalen yang pasti.
c.         Zat yang digunakan mudah di keringkan.
d.        Stabil dimana larutan baku primer dapat dipakai untuk menentukan kadar larutan yang tidak diketahui (Anonim, 2008)
Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam wadah pengukur, biasanya yang digunakan adalah labu ukur. Larutan standar yang dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standar primer. Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:
v  Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenitNaASO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodatNaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
v  Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat,isopropanol atau DMF.
v  Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfatNa2S2O3.
v  Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat.
v  Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl danHNO3.
v  Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3
v  Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai untuk standarisasilarutan natrium nitrit (Nazira, 2009)
As2O3, asam bensoat, KBrO3, KHP, Na2CO3, NaCl, dan asam sulfanilik diatas adalah standar primer jadi senyawa ini ditimbang dengan berat tertentu kemudian dilarutkan dalam  aquades dengan volume tertentu untuk didapatkan larutan standar primer. Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer. NaOH tidak dapat dipakai untuk standar primer disebabkan NaOH bersifat higroskopis oleh sebab itu maka NaOH harus dititrasi dahulu dengan KHP agar dapat dipakai sebagai standar primer. Begitu juga dengan H2SO4 dan HCl tidak bisa dipakai sebagai standar primer,supaya menjadi standar sekunder maka larutan ini dapat dititrasi dengan larutan standar primer NaCO3. Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar primer:
1.        Memiliki kemurnian 100%
2.        Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu pemanasan (pengeringan) disebabkan standar primer biasanya dipanaskan dahulu sebelum ditimbang.
3.        Mudah didapatkan (tersedia diaman-mana).
4.        Memiliki berat molekul yang tinggi (MR), hal ini untuk menghindari kesalahan relative pada saat menimbang. Menimbang dengan berat yangbesar akan lebih mudah dan memiliki kesalahan yang kecil dibandingkan dengan menimbang sejumlah kecil zat tertentu (Anonim,2010).
Pada umumnya asam-asam anorganik berupa cairan pekat ada yang berasap atau bersifat korosif. Zat cair organik umumnya bersifat mudah menguap dan mudah terbakar. Asam-asam anorganik dan beberapa cairan organik sering harus disiapkan sebagai sediaan berupa larutannya yang lebih encer dalam suatu pelarut. Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat organik pada dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volum dan teknik pelarutan(teknik pencampuran). Tentang kedua teknik ini, beberapa hal harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini:
a.         Teknik pengenceran dari cairan pekat, pra pengenceran:
-          hitung volume cairan pekat dan volume akuades yang akan diukur
-          ukur volume akuades tersebut dan siapkan didalam gelas kimia
b.        Teknik pengukuran volume cairan pekat
-          Mengingat sifat zat cair pekat, maka pengukuran vlumenya harus dilakukan diruang asam dan pembacaan skala volumenya harus sesegera mungkin
-          Sebaiknya menggunakan masker
c.         pencampuran atau pelarutan
-          Segera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk kedalam gelas kimia berisi akuades diatas.

-          Hitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran; tambahkan sesuai dengan kekurangan akuades (Anonim, 2011). 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. (http:// pembuatan-larutan_07.html) diakses pada tanggal 27 desember 2012.
Anonim,2010. (http:// larutan-baku-primer-dan-sekunder.html) diakses tanggal 27 desember 2012.
Nazira, 2009. (http:// syarat-larutan-standar.html) diakses pada tanggal 27 desember 2012.
Tim Dosen Kimia Dasar, 2011. Buku Ajar Kimia Dasar II edisi revisi. Palu : Universitas Tadulako

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Cara Seo Blogger